Ilmu Sosial Dasar | Makalah : Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan



Disusun Oleh :

Alfharizky Fauzi         50417462 (1IA16)


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
2017/2018


BAB 1

PENDAHULUAN 


1.1. Latar Belakang

      Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan Nasional, bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan Nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah pembangunan pedesaan. Sejak tahun 1970an para pakar banyak yang memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir survei verifikatif dalam meriset masalah sosial masyarakat pedesaan.

      Di Indonesia, pertumbuhan penduduk semakin meningkat, terutama di daerah perkotaan. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan. Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian terbesar dibandingkan di pedesaan. Mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik daripada di desa. Namun, pada kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang mereka bayangkan. Dalam hal ini penulis akan membahas dan menjelaskan tentang ruang lingkup perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat kota.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah mengenai Agama dan Masyarakat, lebih detailnya adalah mengenai:

  • Apa pengertian masyarakat ? 
  • Apa Pengertian masyarakat pedesaan dan perkotaan ? 
  • Apa saja ciri-ciri sosial masyarakat ? 
  • Apa perbedaan masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan?

1.3. Tujuan

  • Memahami pengertian masyarakat
  • Memahami Pengertian masyarakat pedesaan dan perkotaan
  • Mengetahui apa saja Perbedaan Masyarakat pedesaan dan perkotaan
  • Mengetahui ciri – ciri sosial Masyarakat



BAB 2

PEMBAHASAN  


2.1.  Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

  2.1.1   Pengertian Masyarakat
    
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah  society ) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

  2.1.2   Masyarakat Pedesaan

Persekutuan hidup yang paling kecil dimulai saat manusia Primitif mencari makan, yaitu dengan berburu, sebagai migrator, nomad berjumlah 10-300 orang. Kenyataan ini disesuaikan dengan persediaan makanannya. Berkembangnya cara bertani menyebabkan lahrnya seuatu persekutuan hidup permanen pada suatu tempat, kampong, babakan dengan sifat yang khas, yaitu :

a)    Kekeluargaan.
b)    Adanya kolektivitas dalam pembagian tanah dan pengerjaannya.
c)    Adanya kesatuan ekonomis yang memenuhi kebutuhan diri.

Persekutuan hidup ini akan berubah dengan berkembangnya system kapitalisme dan masyarakat industry, artinya dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Koentjaraningrat, suatu masyarakat desa menjadi suatu persekutuan hidup dengan kesatuan social didasarkan ata dua macam prinsip:

a)    Prinsip hubungan kekrabatan (geneologis).
b)    Prinsip hubungan tinggal dekat/territorial. 

Prinsip ini tidak lengkap apabila yang mengikat adanya aktivitas tidak diikutsertakan, yaitu:
           
a)    Tujuan khusus yang ditentukan oleh factor ekologis.
b)    Prinsip yang dating dari “atas” oleh aturan dan undang – undang.

Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya. 

2.1.3       Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu; kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik, perbedaan agama dan sebagainya. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa, interaksi yang terjadi lebih banyak berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

2.2   Hubungan Desa dan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan.
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan.Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.

Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga di bidang medis atau kesehatan, montir-montir, elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.

2.3   Aspek Positif dan Negatif

Aspek positif :
  • Adanya peran saling melengkapi antara desa dan kota.
  • Kota dan desa adalah saling membutuhkan.
  • Kemajuan desa dapat memacu kemajuan kota begitu sebaliknya.
  • Perubahan Tata Nilai dan Sikap.
  • Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Tingkat Kehidupan yang lebih Baik.
Aspek Negatif :
  • Desa biasanya lebih direndahkan dari kota.
  • Masyarakat kota biasanya tidak bisa menghargai adat yang ada di desa.
  • Kesenjangan sosial yang jauh antar masyarakat kota dan desa dapat menyebabkan perpecahan.
  • Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota.
  • Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
  • Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.

2.4   Ciri-ciri Sosial Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Ciri-ciri yang mencolok pada masyarakat pedesaan dan perkotaan meliputi :

1.    Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk di perkotaan jauh lebih padat dibandingkan dengan di pedesaan.

2.    Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup di perkotaan jauh lebih maju dan modern dibandingkan dengan lingkungan di pedesaan yang sangat tradisional.

3.    Mata Pencaharian
Mata pencaharian di pedesaan masih mengandalkan alam sekitar desa, seperti nelayan, petani, peternak hewan, dll. Sedangkan di perkotaan sudah.

4.    Corak Kehidupan Sosial
Masyarakat desa sangat mengutamakan sosial live nya. Mereka bergotong royong melakukan tanpa ada unsur uang atau materi. Namun, karena masyarakat kota yang syarat akan materi jadi segala sesuatu yang dilakukan atas dasar materi untuk kepentingan diri sendiri.

5.    Stratifikasi Sosial
Artinya pembedaan  penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.

6.    Mobilitas Sosial
Adalah suatu proses perpindahan, atau pergerakkan lapisan (strata sosial) seseorang atau kelompok.

7.    Pola Interaksi Sosisal
Adalah hubungan antara dua individu atau lebih dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya.

2.5   Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Kehidupaan masyarakat desa berbeda dengan masyarakat kota. Perbedaan yang paling mendasar adalah keadaan lingkungan, yang mengakibatkan dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Kesan masyarakat kota terhadap masyarakat desa adalah bodoh, lambat dalam berpikir dan bertindak, serta mudah tertipu dsb. Kesan seperti ini karena masyarakat kota hanya menilai sepintas saja, tidak tahu, dan kurang banyak pengalaman.

Untuk memahami masyarakata pedesaan dan perkotaan tidak mendefinisikan secara universal dan obyektif. Tetapi harus berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah orang, tingal dalam suatu daerah tertentu, ikatan atas dasar unsur-unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanya interdepensi, adanya norma-norma dan kebudayaan. Masyarakat pedesaan ditentukan oleh bentuk fisik dan sosialnya, seperti ada kolektifitas, petani iduvidu, tuan tanah, buruh tani, nelayan dsb.

Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat lain. Jadi perbedaan atau ciri-ciri kedua masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam hal lingkungan umumnya dan orientasi terhadap alam, pekerjaan atau mata pencaharian, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenotas, Diferensiasi sosial, pelapisan sosial, Mobilitas sosial, interaksi sosial, pengawasan social,  pola kepemimpinan, Standar kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem lainnya.



BAB 3

PENUTUPAN 


3.1. Kesimpulan

Masyarakat desa adalah, sekumpulan orang yang tinggal jauh dari daerah perkotaan yang jumlah penduduknya kurang dari 2500 jiwa dan sebagian besar bermatapencaharian bertani karena masih sangat bergantung pada alam.

Masyarakat perkotaan sering juga disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat kota memiliki tatanan yang heterogen sehingga kelompoknya lebih dinamis. Masyarakat kota mempunyai daya tarik bagi masyarakat desa untuk melakukan urbanisasi. Terdapat perbedaan antara Masyarakat desa dan masyarakat kota.

3.2. Saran

Masyarakat pedesaan harus tetap menjaga lingkungan yang masih alami memiliki udara yang sejuk. Selain itu, masyarakat desa juga memiliki rasa persaudaraan yang erat, sebaiknya penduduk desa selalu menjaga kerukunan bersama dan selalu bergotong royong.

Masyarakat kota yang modern dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih, alangkah baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalahgunaan. Gunakanlah teknologi sebaik mungkin.

Daftar Pustaka


Soelaeman, M. Munandar. 1987. Ilmu Sosial Dasar : Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: PT.Refika Aditama. (hal.129)

Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk. 1997. MKDU Ilmu Sosial Dasar.Jakarta: Pernerbit Gunadarma. (hal.145)

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2017 . Masyarakat. https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat .Diakses tanggal 17 Desember 2017


Share:

No comments:

Post a Comment

Welcome To Catatan Alfha

Popular Posts

Gunadarma University

Total Tayangan

Featured Post

Road Map 2024 - Data Science

The realm of data science encompasses a broad spectrum of skills and methods designed to extract valuable insights from data. This interdisc...